Indonesia Harus Siap IFRS

[Unpad.ac.id, 15/02] Penerapan International Financial Accounting Standard (IFRS) di Indonesia saat ini masih belum banyak dilakukan oleh kalangan ekomoni di Indonesia. Padahal penerapan IFRS dalam sistem akuntasi  perusahaan akan menjadi salah satu tolak ukur yang menunjukkan kesiapan bangsa Indonesia bersaing di era perdagangan bebas.

Ahmadi Hadibroto

Demikian disampaikan oleh Ketua Dewan Pengurus Nasional Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Ahmadi Hadibroto pada acara seminar dalam rangkaian kegiatan National Accounting Week (NAW) yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi Unpad. Kegiatan yang mengangkat tema “IFRS Harmonization For a Better Indonesian Future” ini berlangsung selama empat hari, Senin-Kamis (15-18/2). Seminar kali ini berlangsung di Grha Sanusi Hardjadinata, Unpad, Jln. Dipati Ukur No. 35 Bandung.

Ahmadi, yang menjadi pembicara kunci pada seminar tersebut menyampaikan bahwa IFRS saat ini menjadi topik hangat di kalangan ekonomi, khususnya di kalangan akuntan. IAI telah menetapkan tahun 2012 Indonesia sudah mengadopsi penuh IFRS, khusus untuk perbankan diharapkan tahun 2010. Tapi rupanya sampai sekarang masih kalang kabut, padahal Indonesia sudah mengacu pada IFRS ini sejak 1994.

“Nasib IFRS ini jangan seperti ACFTA, yang sudah disepakati sejak dulu, tapi setelah memasuki waktunya, kita menjadi kelabakan. Kita jangan menjadi bangsa yang cengeng, yang takut setiap kali membicarakan perdagangan bebas, persaingan internasional. Seharusnya kita berpikir, kita akan kemana, kesempatan apa saja yang akan kita dapatkan,” jelas Ahmadi.

Ia juga menjelaskan bahwa dalam penerapan IFRS ini, IAI memiliki peran besar untuk mempromosikan akuntansi Indonesia di tingkat internasional. “Dibandingkan dengan Malaysia, Thailand dan Filipina, Indonesia masih tertinggal dalam forum-forum internasional.  Dengan IFRS, kita buktikan kalau kita juga bisa,” tegasnya.

Ahmadi juga menyarankan kepada para dosen dan mahasiswa jurusan akuntansi untuk mempelajari IFRS ini sejak di bangku kuliah. “Jurusan akuntansi di berbagai perguruan tinggi harusnya berlomba-lomba menciptakan lulusan yang siap dengan IFRS. Semakin banyak orang yang paham, kita tidak akan kuatir untuk menerapkan IFRS secara penuh pada tahun 2012 nanti,” lanjutnya.

Kegiatan NAW ini terdiri dari tiga bagian, yaitu, seminar sehari dan company expo, kompetisi dan field trip ke Tangkuban Perahu, Lembang. Kegiatan ini diikuti oleh sekira 20 universitas se-Indonesia yang terdiri dari 33 tim. Di bagian kompetisi yang terdiri dari tes tertulis dan debat akuntansi, akan diikuti oleh seluruh peserta. Setelah terpilih 15 tim terbaik, akan diikutsertakan pada tahap berikutnya, yaitu tahap presentation case analysis. Selanjutnya akan dipilih tiga besar yang dipertemukan di babak Final dalam bentuk cerdas cermat. Pemenang kompetisi ini akan menerima piala dan hadiah uang. (eh)*